Kamis, 15 Desember 2011

Binatang-Binatang ini Bisa Menjadi Guru yang Cerdas

Ternyata guru yang cerdas, tidak harus dari manusia. Bahkan berbagai macam binatang pun, bisa menjadi guru yang cerdas.
Cerdas dalam arti konsisten dan telaten memberikan pelajaran (bahkan) kepada kita: manusia.
Ungkapan “guru” identik dengan aktivitas “mengajar”. Bolehlah dianggap mengajari. Namun menurut saya, guru adalah termasuk juga tempat atau obyek dimana kita bisa mengambil pelajaran (yang positif tentunya).
Salah satunya adalah dari binatang atau hewan.
Bukan suaranya, bukan omongannya. Siapa sih diantara kita yang bisa mengetahui percakapan pembicaraan binatang?
Tapi lebih pada perilakunya.
Binatang apa saja itu?
1. Semut.
Semut mengajari kita bagaimana hidup bekerjasama, bergotong royong, interaksi dengan sesama. Mengangkat makanan yang jauh lebih besar dari tubuhnya, diangkat bersama-sama.
2. Laba-laba.
Laba-laba mengajarkan untuk berusaha dan berdoa (pasrah). Terlihat bagaimana laba-laba dengan tekun dan telaten membuat jaring, setelah itu pasrah, menunggu mangsa yang terjebak untuk dilahap.
3. Ayam Betina.
Setelah anak-anaknya menetas, ayam betina mengajarkan bagaimana menyayangi, melindungi, dan membimbing anak-anaknya hingga siap dilepas mengarungi kehidupan di luar sana.
4. Burung Puyuh.
Sebagai peternak, yang bisa diperhatikan dari perilaku burung puyuh, untuk diambil pelajarannya yaitu membalas kebaikan dengan kebaikan. Dicukupi pakan, minum, dan terjaga kesehatannya, maka puyuh membalas dengan memberi produksi telur yang bagus.
5. Anjing.
Terutama belajar dari anjing peliharaan, di sana ada tauladan kesetiaan. Biarpun ternyata salah-salah ada juga yang membahayakan pemilik, tapi kan jarang terjadi.
6. Mimi dan Mintuno.
Binatang laut yang menjadi pengibaratan dalam bahasa jawa ini mengajarkan tentang cinta yang tak terpisahkan. Melihat langsung sih belum pernah, tapi dulu pernah lihat fotonya. Binatang laut yang hidupnya selalu menempel berpasangan. Sepertinya seumur hidup ya . .
7. Cicak.
Pernah memperhatikan cicak di dinding? Bagaimana cicak melahap mangsanya? Bergerak pelan-pelan ketika ada serangga hinggap. Kemudian… hap..!! Kena.
Ya, cicak mengajarkan akan pentingnya kesabaran dalam mencapai tujuan. Tidak grusa grusu sembrono atau tergesa-gesa. Tahap demi tahap musti dilalui dengan kesabaran.
8. Lalat.
Binatang yang dianggap kotor ini, bisa jadi mengajarkan kebersihan. Coba diperhatikan, dari gerakannya, seolah-olah sedang membersihkan tangan sebelum makan :-)
Maaf, yang lalat ini lebih pada fun . .
9. Monyet / Kera.
Dari binatang yang mirip-mirip dengan manusia ini, mengajarkan untuk menabung. Kalau di daerah saya, menurut cerita mereka yang pernah masuk ke sarang kera (berupa gua), di dalamnya ada simpanan makanan. Semacam lumbung. Bisa diperkirakan mereka “memanen” dengan mengambil dari tanaman para petani, ada jagung, juga ketela / gaplek.
10. Burung-burung berkicau liar beterbangan.
Rata-rata yang berkicau biasanya jantan ya? Tapi tidak se-spesifik itu. Penting burung berkicau yang beterbangan liar di alam bebas.
Pelajaran yang bisa diambil, adalah bergerak aktif mencari rejeki dengan berpikir positif. Berkicau riang gembira diartikan saja berpikir positif. Rejeki itu ada. Sudah disediakan oleh Yang Maha Kuasa. Dianugerahi kemampuan untuk mencarinya.
Baru 10 ya? Tentu masih banyak lagi. Ada yang berkenan menambah?
Mengambil pelajaran dari perilaku binatang, atau binatang yang mengajari, bisa ada di sekitar kita. Atau dari pengetahuan yang banyak bisa kita baca. Bahkan bukan cuma itu dalam menyerap pelajaran dari guru-guru yang berujud binatang.
Dalam film-film kungfu, beberapa kali kita tonton bagaimana pendekar-pendekar kungfu menciptakan jurus-jurus hasil serapan dari “pengajaran” berbagai binatang.

sumber :http://puyuhjaya.wordpress.com

1 komentar: